Yang Sirna
Kulukiskan dirimu bagai pengelana padang pasir
Bertemankan mentari yang bersinar tak bertepi
Kau berjalan tak terarah, lalu terhenti
Bertanya dalam hati, apa yang kau cari
Lantas kau temukan oasis dalam langkahmu yang tak pasti
Letih menarikmu dalam imaji
Memerisai diri, memerangi sepi
Kau adalah pengelana yang gelisah
Kau singgahi oasis itu melepas lelah
Hingga pagi datang menyambutmu cerah
Lelah sirna, kau mulai serakah
Berharap kembali pada sungai nil yang mewah
Oh pengelana,
Satu pertanyaan untukmu,
Apa yang kau tuju?
(Oleh: Adinda Pradnya Paramitha)
Elegi Indonesiaku
Selamat pagi kuucapkan untukmu, Indonesiaku
Ditemani oleh Mentari yang beranjak pergi menyinari seantero negeri
Yang lantas menjadi saksi bisu angkuhnya negeri ini
Ditinggali oleh pemuda-pemudi yang malu mengakui
Indonesia,
Negeri kaya adat istiadat warisan bangsa
Bermartabat dan berbudaya singgasana para raja
Syurga tersembunyi ditengah khatulistiwa
Dikata
Lantas aku duduk termenung,
Bergandengan dengan Surya yang menepi bersiap untuk berlabuh
Kupandangi langit Indonesiaku, kemudian tertegun
Mendapati budaya yang di agungkan, luruh
Ku tersentak, berdiri
Memijak tanah airku yang tengah gering
Mengikuti dorongan angin, melangkah tak pasti
Terombang-ambing dalam samudra, lupa diri
Selamat malam, Indonesiaku
Diiringi oleh sang Rembulan yang telah hadir menampakkan raganya
Ku berdecak, sembari menahan air di pelupuk mata
Berharap kelak tiba saatnya, roda kembali berputar
(Oleh: Adinda Pradnya Paramitha)
Recent Comments